Ternyata dalam kajian Rasulullah, ada masa hidup beliau yang kurang kita bahas yaitu bagaimana Muhammad menjadi menjadi profesional. Rasulullah sebagai bukti bahwa dengan memiliki jiwa enterpreneur maka orang akan mampu mengendalikan apa saja.
Usia 6 tahun beliau sudah yatim piatu dan tidak punya pegangan. Sampai usia 8 tahun 2 bulan kakek yang membina dan mendidiknya wafat, setelah itu ia dalam perlingungan pamannya Abu Thalib yang tidak sekaya kakeknya, mulai saat itulah pemuda kecil Muhammad menggembala kambing, mencari nafkah sendiri.
Bayangkan umur 12 tahun, Rasul sudah diajak pamannya berdagang ke Syiria yang jaraknya ribuan kilometer. Sepulang dari perjalanan itu, beliau sering bisnis bahkan sampai ke seluruh Jazirah Arab sudah terkenal seorang profesional muda bernama Muhammad. Subhanallah, ketika meminang Siti Khadijah beliau memberi mas kawin sebesar dua puluh ekor unta muda atau hampir setengah miliar rupiah.
Mulailah tanamkan jiwa enterpreneur pada anak-anak kita. Mempersiapkan keturunan kita juga merupakan tanggung jawab kita kepada umat ke depan. Didik anak-anak kita dari kecil, buat jadi mandiri, bebas, berani bertanggung jawab supaya dia percaya diri.
Para kaum muda, bertekadlah mulai sekarang kalau saya lulus sekolah saya ingin membuat pekerjaan sendiri, tidak perlu melamar kemanapun. Hikmahnya, yang pertama adalah hati-hati dengan masa kecil. Para mahasiswa sebaiknya sambil kuliah sambil cari nafkah. Pengalaman harus sudah dirintis. Kedua, nabi Muhammad sebelum diangkat sebagai nabi tidak punya apa-apa setelah itu dapat menjadi orang kaya tanpa modal. Karena modal yang beliau punyai adalah Al Amin yaitu orang yang kredibel (dipercaya). Mulai sekarang kita harus buat catatan langkah untuk menjadi orang terpercaya dalam kehidupan kita.
Tiap kita itu sudah ditentukan rizkinya. Rizki dapat dibagi menjadi tiga macam, pertama adalah rizki yang sudah dijamin pasti ada yaitu makan. Yang harus kita takuti adalah makan makanan yang kita tidak tahu halal dan haramnya.
Rizki yang kedua adalah rezeki yang digantungkan. Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, sampai kaum itu merubah nasibnya sendiri. Bekerja keras itu urusan fisik, bekerja cerdas itu urusan otak dan bekerja ikhlas itu urusan hati. Kalau ketiganya berjalan baru ketemu.
Rezeki yang ketiga adalah rezeki yang dijanjikan. Kita harus jatahkan setiap mendapatkannya harus langsung dikeluarkan sedekah atau zakatnya. Tidak akan berkurang harta dengan sedekah, kecuali bertambah dan bertambah.
Orang mau apa saja “jujurlah” kuncinya. Begitulah sifat nabi Muhammad SAW Jadi jangan takut tidak punya uang tapi takutlah tidak barokah. Rasulullah ternyata orang yang cakap dalam pekerjaannya dan orientasinya memberikan kepuasan. Karunia Allah itu tidak identik dengan uang tapi identik dengan kemuliaan setiap saat. Yang pasti tidak pernah rugi orang yang selalu dalam kejujuran dan kebaikan.
Dalam Islam kita itu untung kalau berhasil menguntungkan sebanyak mungkin orang. Jangan mengukur keuntungan lewat uang. Jangan ukur kesuksessan dengan uang. Kesukessan adalah ketika kita punya ilmu, pengalaman, nama baik dan menjadi barokah. Uang itu bonus dari Allah dan kecil artinya.
Jiwa enterpreneurship itu tergantung dari kredibilitas dan faktor kreativitas yang berani melakukan hal-hal baru. Orang-orang yang kreatif itu adalah orang yang selalu belajar setiap saat. Jadi setiap kita punya uang jangan sampai menempel di hati. Setiap kita punya uang harus diinvestasikan untuk mencari ilmu, penambah wawasan, dan modal untuk beramal.
Saudara-saudara sekalian, Rasulullah itu zuhud padahal di dalam genggamannya, hasilnya jadi mulia. Dengan tiga rumus ini yaitu satu jujur dan terpercaya, dua cakap, dan tiga memuaskan, maka pilihannya kita harus maju terus pantang mundur sampai ajal menjemput kita. Insya Allah.