Kamis, 03 Juni 2010

“FINGERPRINT TEST INTELIGENSI ”

BAB I


Komputer dikenal sebagai elemen yang dapat membantu manusia dalam mengerjakan tugas dan berhubungan dengan interaksi manusia dan komputer. Untuk bisa memahami interaksi manusia dan komputer maka kita perlu memahami komputer dan bagaimana cara kerja komputer, komputer merupakan suatu alat elektronik yang mampu melakukan berbagai tugas, yaitu :

1. Menerima input
2. Memproses input sesuai perintah.
3. Menyimpan perintah-perintah dan hasil dari pengolahan.
4. Menyediakan output dalam bentuk informasi.
5. Bekerja secara otomatis.
6. Memberikan informasi.

Komputer bisa meneriman inputan (masukan) secara langsung dan tidak langsung.

1. Direct input (masukan langsung): mouse, keyboard, touchscreen.
2. Indirect input (masukan tidak langsung): scanner, fingerprint.

Dewasa ini banyak bagian tubuh manusia yang dapat dijadikan sebagai sample inputan untuk identitas, seperti wajah, suara, mata, gaya berjalan, rambut, telinga, dan sidik jari (fingerprint) yang akan saya bahas dalam tugas makalah Interaksi Manusia Dan Komputer spesifiknya tentang FINGERPRINT TEST INTELIGENSI .Fingerprint banyak sekali di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan banyak memabantu user, sekarang ini fingerprint banyak digunakan misalnya dalam bidang kedokteran , psikologi, pendidikan, dan kepolisian untuk kebutuhan forensik dalam pemecahan masalah kriminal.

PT. DMI PRIMAGAMA INDONESIA Pertama kali membawa tes Dermatoglyphics Multiple Intelligences di Indonesia dan menyebarluaskannya lewat Network Primagama serta satu-satunya yang mendapatkan licence dan Hak Cipta dari Comecare Internasional Pte. Ltd Singapore pada tahun 2008 dengan tujuan untuk memberikan sumbangsih kepada dunia pendidikan di Indonesia Lewat Pendampingan Belajar Secara Total di Lingkungan Lembaga Pendidikan Primagama.
Fingerprint test dilandasi oleh ilmu pengetahuan lama, yang telah berumur 300 tahun yaitu dermatoglyphics. Dermatoglyphics adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pola pada sidik jari manusia. Dermatoglpyhic (dari bahasa Yunani, derma=kulit dan glyph=ukiran) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari epidermal atau ridge skin ( garis-garis pada permukaan kulit).
Untuk mengetahui kecerdasan dan bakat yang dimiliki seseorang lewat fingerprint test inteligensi dapat dilakukan melalui Tes DMI, yaitu suatu sistem yang revolusioner yang membantu individu untuk mengidentifikasi bakat, memahami kekuatan yang mereka miliki dan memenui kebutuhan pokok mereka untuk mengaktualisasikan diri. DMI merupakan suatu system yang mampu mengidentifikasi potensi bawaan yang dengan teori genetika yang diturunkan. Berdasarkan penelitian selama beberapa dekade, ilmuwan telah menemukan bahwa sidik jari kita merupakan implikasi dari perkembangan antara sidik jari dengan otak manusia.

Sistem ini mengenalkan mengenai prosentase dan potensi otak kanan-kiri, delapan kecerdasan majemuk, kepekaan belajar, modalitas belajar, karakter komunikasi belajar dan gaya manajemen kerja. Dengan adanya kemungkinan akan ribuan kombinasi , tes DMI ini mampu menunjukkan bagaimana cara terbaik yang harus diberikan/dilakukan untuk proses pendidikannya, pengembangan dirinya dan karir yang sebaiknya digeluti untuk mencapai kesuksesan.
Untuk melakukan tes kecerdasan melalui sidik jari, awalnya telapak tangan difoto dengan sebuah kamera yang terhubung pada layar monitor. Selanjutnya, kesepuluh jari discan pada sebuah alat menyerupai bentuk mouse komputer. Caranya cukup dengan meletakkan masing-masing ujung jari secara bergantian. Saat itulah, kesepuluh sidik jari Anda telah terekam dalam seperangkat komputer. Kemudian, seorang FT analis akan menganalisisnya.

BAB II

Sidik jari manusia merupakan stempel pribadi yang dibawa sejak lahir ke dunia, tanpa ada yang bisa menyamai desainnya. Sidik jari memiliki fungsi lain sebagai identitas pribadi. Sebagaimana semua bagian tubuh, alur-alur sidik jari manusia bersifat unik, tidak ada duanya, bahkan pada manusia kembar identik sekalipun. Walaupun sepintas sepertinya sulit membedakan sidik jari Anda dengan orang lain secara kasat mata, tidak demikian bagi polisi penyidik yang terlatih atau software yang dirancang khusus membaca pola alur sidik jari. Inilah ide dasar analisis sidik jari, baik untuk kepentingan investigasi maupun keamanan. Sebuah fingerprint scanner mengambil alih tugas analisis yang dilakukan manusia, dengan mengumpulkan sampel sidik jari, kemudian membandingkannya dengan sampel-sampel yang telah tersimpan di database.

Ilmu yang mempelajari tentang sidik jari adalah Daktilosopi berasal dari bahasa yunani yaitu dacthylos yang artinya jari jemari atau garis jemari dan scopein yang artinya mengamati. Sedangkan Dermatoglyphics adalah suatu ilmu pengetahuan berdasarkan teori epidermal atau ridge skill, yang mempelajari pola-pola yang terdapat pada sidik jari (jari-jari tangan, telapak tangan, hingga kaki) manusia, berasal dari bahasa yunani yaitu derma yang berarti kulit dan glyph atau ukiran.

Dermatoglyphics mempunyai dilandasi dasar ilmu yang sangat kuat karena didukung penelitian sejak 300 tahun yang lalu. Sidik jari merupakan identitas pribadi yang tak mungkin ada yang menyamainya. Jika di dunia ini hidup 6 miliar orang, maka ada 6 miliar pola sidik jari yang ada dan belum ditemukan seseorang yang memiliki sidik jari yang sama dengan lainnya. Sidik jari seseorang tidak akan pernah berubah berhubungan erat dengan perkembangan sistem saraf seseorang kecuali terjadi kecelakaan atau cacat pada tangannya yang mengakibatkan garis-garis pada tangannya terganggu.

Marcello Malpighi (1686) Profesor Anatomi di Universitas Barcelona. Yang pertama kali mengobservasi sejarah sidik jari melalui mikroskop. John E.Purkinje (1823) Profesor Anatomi di Universitas Breslau. Yang pertama kali mengklasifikasikan pola sidik jari kedalam sembilan sistem kategori. Dr. Henry Fauld (1880) Rumah sakit Tsukji, Tokyo; artikel tentang Naturalis. Mengusulkan pengambilan sidik jari dalam bidang kriminal. Sir Francis Galton (1892) Antropolog; ‘Sidik jari’ merupakan publikasinya yang menonjol. Jika Harold Cummins adalah bapak dermatoglifika, Galton adalah ‘penemu’. Metode praktis pertama tentang identifikasi sidik jari, menggunakan tata nama dasar (telapak, putaran, lingkaran)

BAB III

ANALISIS FINGERPRINT TEST INTELIGENSI


Seorang ilmuan di bidang dermatoglyphics Charlotte Wolff (1897-1986) membuktikan adanya hubungan antara sidik jari dan bagaimana otak manusia berfungsi. Ada keterkaitan antara sidik jari dan bagaimana otak manusia berfungsi karena sidik jari terbentuk seiring proses pembentukan otak manusia selama berada didalam janin, pola guratan sidik jari setiap orang pun berbeda-beda sesuai dengan perkembangan syaraf otak, pembentukan sidik jari ditentukan oleh DNA bersamaan dengan proses pembentukan otak. Proses pembentukannya dimulai saat janin berusia 13 minggu, dan sempurna pada minggu ke 24. Karena itulah, sangat wajar bila ternyata bukti ilmiah menyebutkan adanya korelasi lahiria antara sidik jari dengan kualitas dan bakat seseorang. Sehingga untuk mengetahui potensi otak seseorang, sidik jari bisa mewakili, tidak perlu melakukan ”bedah otak” secara fisik. Dalam pola-pola sidik jari yang bersifat permanen ini, terekam kerja sistem neuron fungsi-fungsi bagian otak dan kaitannya dengan dominasi Brain Hemisphere, Cerebral Lobes dan Triune Brain (Teori Evolusi Otak).

Pola guratan sidik jari dapat mengidentifikasi jenis kecerdasan yang menonjol dalam diri seseorang. Identifikasi bakat dan potensi bisa dilakukan semua kalangan usia karena Pola guratan sidik jari setiap orang pun berbeda sesuai dengan perkembangan sistem saraf otak. Karena itu, sidik jari dapat digunakan untuk mengenali bakat dan potensi seseorang. pola guratan sidik jari seseorang tidak akan berubah sepanjang hidup. Dengan demikian, bakat dan potensi seseorang pun tidak berubah.

Harold Cummins (1926) Yang pertama kali menciptakan kata Dermatoglifika; menemukan bahwa kasus kromosom atau otak abnormal berhubungan dengan sidik jari yang tidak biasa dan ini berhubungan dengan perkembangan otak manusia. Para peneliti menemukan epidermal ridge memiliki hubungan yang bersifat ilmiah dengan kode genetik dari sel otak dan potensi inteligensia seseorang. Penelitian dimulai oleh Govard Bidloo pada tahun 1685. Lalu, berturut-turut dilakukan oleh Marcello Malpighi (1686).

Dari fingerprint dapat dilihat kelebihan dan kekurangan seseorang, yang dilandasi teori Prof. Dr. Howard Gardner mengenai multiple intelligences. Pola sidik jari manusia sangat unik dan dipengaruhi proses pembentukan secara genetik (DNA). Sidik jari pun tidak akan pernah berubah dan berhubungan erat dengan perkembangan sistem saraf seseorang. Karena itu, tingkat kecerdasan anak dapat diketahui dari awal melalui sidik jarinya. Dengan penemuan ini dimungkinkan untuk mengidentifikasikan multiple intelligences, learning style (visual, auditory and kinesthetic), pola berpikir dan karakter seseorang.

Sistem ini mengenalkan mengenai prosentase dan potensi otak kanan-kiri, delapan kecerdasan majemuk, kepekaan belajar, modalitas belajar, karakter komunikasi belajar dan gaya manajemen kerja. Dengan adanya kemungkinan akan ribuan kombinasi , tes DMI ini mampu menunjukkan bagaimana cara terbaik yang harus diberikan/dilakukan untuk proses pendidikannya, pengembangan dirinya dan karir yang sebaiknya digeluti
Untuk mencapai kesuksesan

Dalam pengembangan system ini, para ahli dermatoglyphics telah membuat profil-profil pola secara psikologis dan fisiologis pada lebih dari 500 ribu individu sejak tahun 1985 di Cina, Jepang, Korea, Taiwan, Hongkong, Singapura, Malaysia yang menghasilkan database sebagai studi perbandingan yang mampu membantu individu untuk memahami potensi dirinya.

Sebuah sistem fingerprint test memiliki dua pekerjaan, yakni mengambil gambar sidik jari Anda, dan memutuskan apakah pola alur sidik jari dari gambar yang diambil sama dengan pola alur sidik jari yang ada di database. Ada beberapa cara untuk mengambil gambar sidik jari seseorang, namun salah satu metode yang paling banyak digunakan saat ini adalah optical scanning.

Inti dari scanner optical adalah charge coupled device (CCD), sistem sensor cahaya yang sama digunakan pada kamera digital dan camcorder. CCD merupakan sebuah larik sederhana dari diode peka cahaya yang disebut photosite, yang menghasilkan sinyal elektrik yang merespon foton cahaya. Setiap photosite merekam sebuah pixel, titik kecil yang merepresentasikan cahaya dan membenturnya. Pixel-pixel ini membentuk pola terang dan gelap dari sebuah gambar hasil scan sidik jari seseorang.

Jika tingkat kegelapan telah mencukupi, sistem scanner melanjutkan pengecekan definisi gambar, yakni seberapa tajam hasil scan sidik jari. Processor memperhatikan beberapa garis lurus yang melintang secara horizontal dan vertikal. Jika definisi gambar sidik jari memenuhi syarat, sebuah garis tegak lurus yang berjalan akan dibuat di atas bagian pixel yang paling gelap dan paling terang. Jika gambar sidik jari yang dihasilkan benar-benar tajam dan tercahayai dengan baik, barulah processor akan memproses


.MANFAAT UMUM
1. Mengetahui tingkat kecerdasan majemuk (multi intelligence): kecerdasan
bahasa,logic-matematika,intrapersonal,interpersonal,musical,visual ruang,
kinetis jasmani dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengetahui dominasi kerja otak kanan dan otak kiri.
3. Mengetahui gaya manajemen pribadi yang dibawa sejak lahir.
4. Mengetahui metode berpikir.
5. Mengetahui nilai-nilai interinsik yang utama.
6. Mengetahui cara belajar yang tepat dan disukai dari potensi dirinya.
7. Mengetahui distribusi kecerdasan majemuk.
8. Mengetahui kecerdasan yang paling dominan.
9. Mengetahui karakter komunikasi belajar.
10. Mengetahui tingkat kepekaan belajar.
11. Mengetahui ciri-ciri atau karakter sikap bawaan.



Kelebihan tes sidik jari :
1. Akurasi tinggi dan tidak mengandung unsur subjektivitas
2. Bersifat permanen, analisa ini hanya perlu dilakukan sekali seumur hidup. Tidak perlu dilakukan berulang kali
3. Prosesnya sederhana, praktis, efisien dan aplikatif
4. Dapat diaplikasikan untuk segala usia, kondisi dengan waktu yang relatif singkat
Tujuan dan Manfaat Analisa :
1. Mengetahui potensi, kecerdasan, karakter dan motivasi yang bersifat genetik.
2. Mengetahui gaya dan metode pembelajaran yang paling efektif.
3. Memiliki refrensi dalam menganalisa potensi diri, kekuatan dan kelemahan.
4. Mengembangkan bakat yang dominan agar berprestasi, sebagai pedoman untuk memilih sekolah, jurusan dan cita-cita sesuai dengan potensi yang dimiliki.

1 komentar:

  1. dmn kita bs ikutan tes ini? sy tertarik untuk mengikutsertakan anak saya...
    saya mohon respon secepatnya

    BalasHapus