Sabtu, 02 Januari 2010

FILOSOFI HIDUP -- PRINSIP HIDUP

Pernahkah kamu berpikir, untuk apa kamu dilahirkan di dunia ini?

Pernahkah kamu berpikir, untuk apa kamu hidup?



Filosofi hidup hampir berkaitan dengan prinsip hidup. Semua

orang yang masih eksis mempunyai pegangan hidup, tujuan hidup,

prinsip hidup maupun filosofi hidup. Tentunya hal ini cukup berbeda

di antara satu dengan lainnya dalam menyikapinya. Karena, setiap

orang itu tidak sama, setiap orang itu unik, setiap orang merupakan

mahluk individualisme yang membedakan satu dengan lainnya.

Ada yang mempunyai tujuan hidup yang begitu kuat, namun

prinsip hidupnya lemah, atau sebaliknya ada orang yang mempunyai

tujuan hidup yang lemah, namun memiliki prinsip hidup yang kuat. Ini

tidaklah menjadi suatu permasalahan, yang penting seberapa baiknya

seseorang menyambung hidupnya dengan berbagai persoalan dunia yang

ada, atau dengan kata laiinya bagaimana kondisi psikologis/jiwa

seseorang dalam menjalani hidupnya.

Prinsip hidup masih jauh kaitannya dengan psikologi, namun

psikologi mau tau mau berhubungan langsung dengan prinsip hidup.

Karena, dengan menijau prinsip hidup seseorang dapat diketahui

kondisi jiwa seseorang. Prinsip hidup dan filosofi hidup sangat luas

cakupannya, tidak hanya ditinjau dari segi psikologi, tapi seluruh

cabang ilmu pengetahuan yang ada. Prinsip hidup seseorang dapat

diambil dari perspektif psikologi, agama, seni, literatural,

metafisika, filsafat dsb.

Bagi sebagian orang, filosofi hidup dapat dijadikan sebagai

panutan hidup, agar seseorang dapat hidup dengan baik dan benar.

Adapula sebagaian orang yang tidak menghiraukan apa itu tujuan hidup

dan filosofi hidup, ia hanya hidup mengikuti arus yang mengalir dan

sebagian orang lagi, terlalu kuat memegang tujuan hidup dan filosofi

hidupnya sehingga membuat ia menjadi keras dan keras, Jadi,

kesimpulannya ada 3 sifat manusia yang bisa ditinjau dari filosofi

hidupnya, yaitu orang yang lemah, orang yang netral dan orang yang

keras.

Orang yang lemah adalah orang yang tidak mempunyai tujuan hidup atau

prinsip hidup. Ia tidak tahu untuk apa ia hidup, ia tidak berusaha

mengetahui kebenaran di balik fenomena alam ini, sehingga terkadang

baik dan buruk dapat dijalaninya. Orang yang netral adalah orang

yang mempunyai tujuan dan prinsip hidup, tetapi tidak mengukuhinya

dengan terlalu kuat. Ia berusaha mencari kebenaran hidup dan hidup

dalam kebijakan dan kebenaran, ia bebas dan netral, tidak kurang dan

tidak melampaui, ia berada di tengah-tengah. Orang yang kuat adalah

orang yang memegang kuat tujuan dan prinsip hidupnya. Sehingga ia

mampu melakukan apa saja demi tercapai tujuannya. Ia terikat oleh

filosofinya, ia kuat dan kaku berada di atas pandangannya, ia merasa

lebih unggul dari orang lain dan melebihi semua orang.

Jika ditinjau dari sisi psikologi. Orang-orang yang di atas juga

dapat dikategorikan, seperti orang yang mempunyai jiwa yang lemah,

jiwa yang sedang dan jiwa yang kuat. Namun, untuk yang berjiwa

sehat, seseorang tidak hanya dilihat dari jiwa lemah, sedang ataupun

kuatnya. Penerapan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari

itulah yang penting.

Pada dasarnya, tujuan dan prinsip hidup seseorang itu baik dan

bersih. Pada saat seseorang dalam keadaan tenang, ia membuat

berbagai tujuan dan prinsip dalam hidupnya, namun ketika diterapkan

timbul beberapa hambatan dari luar dirinya atau adanya pengaruh dari

lingkungan eksternalnya. Salah satu pengaruh terbesar dari luar

dirinya adalah panca indera. Panca indera yang tidak terjaga dengan

baik akan membuat seseorang terpeleset dari tujuan dan prinsip

hidupnya. Telinga bisa mendengar, mata bisa melihat, mulut bisa

berbicara. Semua itu harus dikendalikan dengan baik.

Sebagai contoh konkret, saya mempunyai tujuan hidup menjadi

seseorang yang berguna untuk menolong semua mahluk hidup sampai ajal

menemui dan filosofi hidupnya adalah bila ada orang baik kepada

saya, maka saya akan baik kepadanya, dan bila ada orang jahat kepada

saya, maka saya akan baik juga kepadanya. Dari filosofi hidup ini,

jika dilihat dari sisi psikologinya, orang tersebut mempunyai jiwa

yang sehat, tidak mendendam dan bahagia menerima hidup. Namun, itu

hanyalah sebuah filosofi hidup, yang terpenting adalah bagaimana ia

menerapkan dalam perilakunya, apakah bisa sesempurna dengan filosofi

hidupnya atau hanya sekedar membuat filosofi hidup tetapi tidak

dijalankannya ataupun ia membuat suatu filosofi hidup, namun ia

susah menjalannya karena tidak bisa menahan godaan atau hambatan

dari luar dirinya.

Sebuah filosofi hidup bisa didapatkan dari seorang pemikir-pemikir

jenius yang bijaksana, bebas dan terpelajar. Biasanya orang tersebut

dianggap sebagai seorang filsuf, pelopor kebijakan. Masing-masing

negara memiliki tokoh filosofinya. Orang pertama yang memperkenalkan

filsafat hidup ke dalam ilmu pengetahuan adalah orang Yunani yang

kebetulan pada saat itu negaranya merupakan negara yang bebas dalam

berkarya. Terbukti begitu banyak para filsuf terkenal kebanyakan

dari bangsa Yunani, seperti Aristoteles, Plato dan Socrates.

Socrateslah yang paling banyak memberi pengaruh kepada dunia ilmu

pengetahuan, maka dia disebut Bapak Filsafat. Sedangkan, dari ilmu

psikologi, Bapak Sigmud Frued disebut-sebut sebagai Bapak Psikologi

yang paling banyak memberikan sumbangsih terhadap ilmu pengetahuan.

Kedua tokoh dunia ini sama-sama memiliki pemikiran yang luar biasa

untuk menciptakan pengetahuan-pengetahuan mengenai asal usul dari


Tidak ada komentar:

Posting Komentar